Rabu, 22 September 2010

TAUHID

Tamhid (Mukaddimah)
          Jika kita merujuk kepada sirah Nabi, kita bisa mengambil ‘ibrah yang sangat berharga bahwa dalam waktu kurang dari ¼ abad, Islam ini memperoleh kemenangan yang bersifat mikro (intishar shughra), individu-individu tercerahkan. Dan meraih kemenangan yang bersifat makro (intishar kubra), sebuah komunitas yang berubah cara pandang (tashawwur), orientasi (ittijah), dan perilaku kehidupannya (suluk).

وَاللَّهِ ياَ عَمِّ لَوْ وَضَعُوا الشَّمْسَ فِي يَمِيْنِي وَالْقَمَرَ فِي يَسَارِي عَلَى أَنْ أَتْرُكَ هَذَا الْأَمْرَ ماَفَعَلْتُهُ حَتَّى يُظْهِرَهُ اللَّهُ أَوْ أَهْلِكَ دُوْنَهُ

            Demi Allah, wahai pamanku ! Sekiranya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, dengan maksud agar saya meninggalkan persoalan ini (dakwah dan jihad, peny.), saya tidak akan melakukannya, sampai Allah memenangkannya (dengan menampakkan cahaya-Nya) atau saya hancur karenanya (mengemban misi ini).

            Bertolak dari sini, perubahan spektakuler pun bergulir. Berubah cara menyikapi dirinya, memandang lingkungan sosialnya, Rabbnya, dan misi kehadirannya di muka bumi ini. Manusia-manusia jahiliyah penunggang onta, bermetamorfose menjadi sosok-sosok yang memiliki kapasitas untuk memimpin dunia. Berjumlah 125.000 orang. Dari jumlah itu ada 111 ulama. Dari kumpulan ulama itu, terdapat 7 ulama besar. Terdiri dari khulafaur rasyidin ditambah dengan sahabat yang namanya dimulai dengan Abdullah. Yaitu, Abdullah ibnu Umar, Abdullah ibnu Abbas, dan Abdullah ibnu Mas’ud. Diantara 7 ulama ada yang produktif dalam berfatwa (al Mukatstsirun fil fatwa), sedang dalam mengeluarkan fatwa (al Muqsithuna fil fatwa), sedikit dalam berfatwa (al Muqalliluna fil fatwa).

Pola Halaqah Dan Talaqqi

Minggu, 19 September 2010

harmoni

                    Salman Khan dan Katrina Kaif
Salman Khan dan Katrina Kaif
Hubungan cinta Katrina Kaif dan Salman Khan beberapa kali putus nyambung. Katrina belum lama ini mengatakan kepada media bahwa, "Jika Salman bilang dia single, maka aku juga." Namun, kini mereka bersama lagi.
Setelah meledaknya film "Dabangg" di pasaran, Salman Khan menjadi pria yang paling "diidamkan." Katrina, yang cerdas, lalu segera kembali ke pelukan Salman, sebelum sempat matanya melirik ke mana-mana.
Mereka berdua kabarnya juga akan bermain bersama di film "Bodybuard", yang akan disutradarai oleh Alvira.
Atul Agnihotri, kakak ipar Salman dan suami Alvira, mengatakan bahwa Salman dan Katrina itu sangat profesional dan mereka tak punya hambatan untuk bermain film bersama.
Seorang sumber yang dekat dengan Salman bahkan menegaskan bahwa Salman jelas ingin menikah dengan Katrina, yang sudah dipacari selama tujuh tahun belakangan.

Jumat, 03 September 2010

salam

Taman Tamadun Islam

Alifmagz - detikRamadan
GB
Kuala Terengganu - Ingin melihat-lihat berbagai monumen Islam terkenal di seluruh dunia? Datang saja ke Taman Tamadun Islam di Malaysia. Di sana terdapat miniatur berbagai bangunan bersejarah di dunia Islam, seperti Masjid Kubah Batu di Palestina, Masjidil Haram di Mekah, Al Hambra Citadel di Spanyol, Taj Mahal di India, Menara Kalyan di Uzbekistan hingga tempat suci Abu Nasr di Afghanistan.

Taman seluas 23 hektar ini terletak di Pulau Wan Man, Kuala Trengganu, merupakan bagian proyek untuk membangun Kuala Trengganu sebagai kota pinggiran sungai. Taman Tamadun Islam merupakan taman tema pertama yang menunjukkan seni bangunan Islam, dengan menampilkan 21 replika bangunan yang berkaitan dengan sejarah Islam dunia dengan ikon Masjid Kristal yang terbuat dari kristal kaca dan besi.

Sejak dibuka Mei tahun lalu, Taman Tamadun Islam ini telah menarik sekitar dua juta pengunjung dari seluruh dunia. Taman yang indah ini konon telah mengantongi pendapatan sebesar 4,9 juta Ringgit Malaysia dari pengunjung dan diproyeksikan sekira 1,2 juta orang akan mendatangi lokasi ini hingga akhir tahun. Menang salah satu tujuan dari dibangunnya taman ini adalah mendongkrak pembangunan sektor pariwisata yang diharapkan dapat membuka potensi pasar muslim global, dan menjadikan Malaysia sebagai tujuan wisata terkemuka di dunia.

Proyek yang megah ini telah melibatkan 34 kontraktor dengan sekitar 65% dari penduduk lokal, sedang sisanya merupakan profesional dari mancanegara. Sedangkan proyek ini dipantau langsung oleh Perbadanan Memajukan Iktisad Negeri Terengganu (PMINT), karena taman ini merupakan proyek prestisius dari daerah itu yang diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar 249,3 juta Ringgit Malaysia (sekitar US$ 77,2 juta) selama tiga tahun penyelesaiannya.

Taman yang letaknya sekitar 4 kilometer dari pusat bandaraya Kuala Trengganu ini dapat ditempuh dengan kendaraan bis atau taksi dari bandaraya. Selain itu pengunjung juga dapat menggunakan kapal penambang dari jeti Shahbandar ke jeti Tok Ku Paloh yang terdapat di taman tersebut.

Replika masjid, monumen, dan tugu yang ada pada taman tersebut, antara lain:
Masjid Abu Nasr Pasra dari Afganistan, Masjid an-Nabawi dari Arab Saudi, Masjidil Haram dari Arab Saudi, Masjid Sultan Omar Syarif dari Brunei, Masjid Xian dari China, Taj Mahal dari India, Masjid Kuddus Mina dari Indonesia, Masjid Sheikh Lutfalla dari Iran, Masjid Besar Samara dari Iraq, Masjid Negara dari Malaysia, Masjid Mohamed Ali dari Mesir, Masjid Besar Agadez dari Nigeria, Masjid Badashi dari Pakistan, Kubah As Sakhra dari Palestina, Masjid Kul Sharif Tatarstan dari Rusia, Masjid Al Hambra dari Spanyol, Masjid Alepo Citadel dari Syria, Masjid Pusat Petani dari Thailand, Masjid Qairawan dari Tunisia, Tugu Kompleks Suleyman dari Turki, dan Menara Kalyan dari Uzbekistan. (esthi nimita) – foto: google.com

(Wisata Religi ini merupakan kerjasama dengan www.alifmagz.com)

Rabu, 01 September 2010

weird

Jangan Jadi Penghambat Dakwah Seperti Monyet!

E-mail Print PDF
Ada golongan yang selalu berusaha menghambat dakwah. Melekatkan stigma hitam kepada penyeru Islam. Bagaimana kita bertahan dalam tarung dahsyat ini?
Hidayatullah.com -- Jika mau digambarkan, Indonesia saat ini mirip dengan apa yang dijelaskan Allah Subhana wata’ala ada dalam surah Al 'Araf. Dalam surah Al A'raf intinya adalah perintah kepada manusia untuk menentukan sifat. Menetapkan pilihan. Setiap surah dalam Al-Qur'an ada tujuannya. Tujuan dari surah ini adalah perintah agar manusia menentukan pilihan hidupnya.
 
Surah Al ‘Araf turun saat Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam telah memulai dakwahnya secara terbuka (jahr). Ketika dakwah berlangsung dilakukan secara terbuka, maka timbullah konfrontasi seperti yang kita kenal seperti sekarang. Yakni konfrontasi antara al-Haq dan al-Bathil.
 
Konfrontasi ini, tentu saja, risikonya sangatlah berat. Namun demikian, konfrontasi semacam ini akan terus berlangsung. Itulah mengapa dalam surah Al ‘Araf banyak menceritakan tentang kisah para nabi. Sebab pada intinya, perjuangan para nabi adalah suatu perjuangan membela kebenaran dan melenyapkan kebathilan.
 
Kita tahu, perjuangan para Nabi pembawa risalah kebenaran memakan waktu panjang dan sangat berat. Tapi pada akhirnya selalu Al Haq jualah yang menang. Kita ingat ketika kaum terdahulu dihancurkan. Misalnya, hukuman Allah untuk kaumnya Nabi Luth, Nabi Nuh, Fir'aun, dan sebagainya. Atau di kisah yang lain, dalam waktu 23 tahun semenanjung Arab bisa berada di bawah panji Islam. Semua memerlukan waktu yang panjang untuk memenangkan kebenaran.
 
Kemudian di dalam al-Qur'an juga menceritakan tentang orang-ortang yang menentukan sikap dan orang-orang yang tidak menentukan sikap. Menentukan sikap adalah menentukan pilihan. Sedangkan pilihan dalam hidup hanya ada dua, yaitu kebenaran al Islam dan kebathilan.
 
Allah telah mengetengahkan banyak contoh tentang orang yang menentukan sikap, misalnya, para tukang sihirnya Fir'aun. Ketika Fir'aun menentang Nabi Musa Alaihi salam dengan membawa tukang sihir. Para Tukang Sihir berkata, kalau kami menang, apa ganjaran yang kami dapatkan. Maka dijawab Fir'aun, saya akan memberi upah yang besar dan akan dekat dengan kami, waminal muqorrbin.
 
Apa yang terjadi?. Begitu tukang sihir menyaksikan mukjizat yang ada pada Nabi Musa, mereka langsung menyatakan sikap; amannaa bi rabbii musa, saya beriman kepada tuhannya Musa.
 
Kemudian ketika diancam oleh Fir'aun akan dipotong tangannya, kakinya, dan disalib, tukang-tukang sihir dengan mantap menentukan sikap mereka dengan gagah. “Faqdii maa anta qoodii . Lakukan apa yang kamu mau lakukan,” kata tukang-tukang sihir itu tanpa ragu.
 
Jelas, bahwa ketika kita sudah mengambil sikap yang tegas dalam pertarungan antara al-Haq dan bathil ini, maka kita diuji oleh Allah. Jika kita bisa bertahan dalam sikap kita, maka syurga yang akan kita dapatkan.
 
Akibat Tidak Menetapkan Pilihan
 
Surah Al ‘Araf artinya adalah gunung yang tertinggi di batas surga dan neraka. Dikisahkan dalam al-Qur’an, diantara penghuni gunung yang tinggi itu ada kelompok manusia yang mereka dulunya tidak menentukan sikap. Mereka hanya diam. Akibatnya mereka tidak ke syurga, ke neraka juga tidak. Tapi mereka tetap mendapatkan azab Allah SWT.
 
Di negara kita, Alhamdulillah sudah semakin semarak orang yang berusaha untuk membangkitkan agama Islam, berusaha melaksanakan perintah Islam. Namun pada waktu yang sama, banyak juga orang-orang yang benci kepada Islam, berusaha memerangi Islam, mereka terus berusaha juga menghancurkan Islam dengan dahsyat.
 
Jadi sebagai seorang muslim sudah selayaknya kita harus menentukan sikap. Apakah kita memilih Al Haq (kebenaran, Al Mustakim) atau Al bathil (kesesatan, Ad-Dhalliin).
 
Sebab kalau jadi penonton dan tidak menentukan sikap, maka itulah oleh Allah dimaksud dalam surah Al ‘Araf. Yakni kelompok orang yang diam saja. Diam tapi mendapatkan murka Allah.
 
Di akhir surah ini dikisahkan tentang Ashabul Sabt. Ketika Allah menuangkan perintah melarang mereka untuk memancing pada Hari Sabtu, maka ummat ini terbagi dalam 3 golongan.
 
Golongan pertama adalah golongan yang melanggar. Golongan kedua, golongan yang diam saja. Golongan ketiga, mereka yang berusaha mencegah dan berusaha menasehati mereka yang melanggar perintah Allah tersebut dengan dakwah.
 
Ketika golongan yang ketiga berusaha untuk menyampaikan dakwahnya, tapi dicegah oleh golongan yang kedua. “Buat apa kamu memperingatkan mereka. Kalau orang sudah melanggar, nanti pasti akan disiksa oleh Allah SWT, begitulah kata golongan kedua berusaha menghalangi dakwah mulia tersebut.
 
Golongan ketiga tetap dalam keyakinan dakwahnya. Kata golongan ketiga, ‘agar kami nanti ada jawaban di hadapan Allah kelak bahwa kami sudah memberikan peringatan. Kalau dibiarkan terus, bagaimana bisa golongan pertama ini akan tahu jika apa yang mereka lakukan adalah salah.
 
Karena yang membangkang terus membangkang, semakin membandel, akhirnya azab itu turun. Kalau bala Allah sudah turun, maka akan terkena semua. Barangkali mungkin sepertilah yang pernah terjadi di Aceh, karena waktu itu maksiat sedang marak di sana.
 
Allah mengakhiri kisah ini (Ashabul Sabt) dengan perintah memisahkan keberadaan kaum pembangkang dengan orang yang baik-baik, maka dibangunlah tembok pemisah. Ada daerah untuk kaum yang selalu komitmen dengan dakwah dan memberi peringatan, ada daerah yang dekat pantai yakni daerah untuk yang suka membangkang, dan daerah untuk mereka yang diam bahkan mencegah jalanya dakwah.

jahil

Seberapa Jahiliyahkah Zaman Kita?

E-mail Print PDF
Apakah yang berbeda pada masa jahiliyah dengan zaman sekarang ini?

Oleh: Syahrul Efendi D

Istilah jahiliyah bagi sebagian orang masih enggan untuk diperbincangkan. Bukan karena apa. Tapi orang maklum bahwa istilah itu berkonotasi keras dan tidak toleran. Seolah-olah dalam kesadaran orang tumbuh mesin detektor penyeleksi bagi segala pikiran yang dianggap tidak toleran. Orang amat merasa sial kalau dituduh tidak toleran.

Orang lebih memilih pura-pura toleran dengan mengerem segala wacana yang tidak toleran daripada menjadi jujur apa adanya.

Tapi ini bukan soal toleran atau tidak. Ini soal kemauan untuk membuka masalah secara jujur: apa benar kita jahiliyah atau tidak. Dan sejauh mana kejahiliyahan kita apabila dibandingkan dengan masa sebelum Muhammad. Sebab munculnya istilah jahiliyah untuk menggambarkan situasi masyarakat pra Islam di Mekkah. Disebut jahiliyah karena memang acuan nilai masyarakat pra Islam sungguh amat bodoh. Benar-benar berada di luar akal sehat.

Sekedar mengambil gambaran singkat sejahiliyah apakah situasi ketika itu, kita dapat menilainya dari puisi-puisi yang diciptakan di masa itu. Puisi-puisi itu amat berguna mendeskripsikan situasinya. Hal ini  misalnya tergambar oleh rangkaian syair Zuheir bin Abi Salma, seorang penyair terkenal di zaman jahiliyah:

“Siapa saja yang tidak menjaga kehormatan diri dan kebebasannya dengan pedang dan senjatanya, Akan dimusnahkan orang, begitu juga siapa yang tidak melakukan kezaliman terhadap orang lain, akan menerima kezaliman orang lain ke atas dirinya.”

Juga digambarkan oleh pepatah Arab zaman jahiliyah yang berbunyi:

“Bantulah saudaramu baik dia seorang zalim atau seorang yang dizalimi.”


Minuman keras dan judi merupakan kebiasaan sehari-hari yang sangat meluas di masyarakat. Bahkan merupakan suatu kebanggaan masyarakat.

Gambaran masyarakat itu dilukiskan oleh penyair Tarfah bin Al-Abd: “Seandainya tiada tiga syarat kebanggaan pemuda, hidupku takkan meriah dan aku tak akan menjamu teman sebaya: Bujukan manis si genit jelita berwajah ayu, hidangan arak membuih, si genit pembuka selera, kepingan uang gemerincing menjamu teman seiring, uang baru dan sisa peninggalan lama, semuanya ku hamburkan seenak rasa. Aku ingin disanjung dipuja. Akulah pemuda gagah perkasa…”
Pelacuran dalam berbagai bentuknya sudah menjadi tradisi kebanggaan masyarakat jahiliyah, seperti yang tergambar dalam hadis riwayat Aisyah RA:

"Perkawinan di zaman jahiliyah ada empat jenis: Pertama: Perkawinan seperti yang berlaku di zaman kita, yaitu seorang lelaki meminang seorang anak perempuan orang lain yang halal dinikahinya, atau seorang perempuan yang di bawah jagaan orang lain yang menjadi walinya; manakala pihak kedua itu menerima pinangan itu, maka terjadilah perkawinan.

Kedua: Seorang suami berkata kepada isterinya ketika si isteri itu suci dari haidnya: pergilah kau menemui si anu itu dan ambillah keturunannya, lalu si suami itu tidak menyetubuhi isterinya itu hingga didapatinya si isteri itu mengandung hasil hubungan jenis dengan orang yang disuruh ambil keturunannya itu. Dan bila jelas si isteri telah benar-benar mengandung, barulah si suami itu menyetubuhi isterinya kalau dia mau.

Sang suami menyuruh isterinya berbuat demikian karena dia menginginkan seorang anak yang pintar. Perkawinan jenis ini dinamakan “kawin mencari anak pintar.”

Ketiga:
Sekumpulan laki-laki, kira-kira tak sampai sepuluh orang, bersepakat menyetubuhi seorang perempuan tertentu. Semua mereka melakukan persetubuhan itu (sesuai giliran masing-masing). Bila si perempuan hamil dan melahirkan, setelah berlalu beberapa waktu setelah kelahiran anak itu, maka perempuan tadi pun menjemput setiap orang yang terlibat dalam kesepakatan menyetubuhinya itu dahulu, dan dalam hal ini tidak seorang pun yang bisa mengelak dan melepaskan diri.

Setelah peserta kesepakatan itu berkumpul, maka perempuan itu pun berkata: “Wahai lelaki sekalian, kamu semua tentunya telah maklum tentang apa yang telah kalian lakukan. Nah ini dia, aku telah melahirkan anak kalian. Ini anakmu wahai si fulan...., beri namalah anakmu ini sesuka hatimu,” lalu diserahkannya anak itu kepada orang yang dipilihnya itu, dan orang itu tidak boleh menolak.

Keempat: Beberapa orang berkumpul untuk menyetubuhi seorang perempuan secara bergiliran (tanpa kesepakatan apa pun) dan perempuan itu tidak boleh menolak siapa saja yang ingin menyetubuhinya. Perempuan itu akan meletakkan selembar kain sebagai tanda di pintu rumahnya kalau ada seseorang yang sedang menyetubuhinya (siapa saja yang suka boleh menyetubuhinya).

Bila perempuan lacur itu mengandung dan melahirkan anak, seluruh lelaki tadi akan berkumpul dan membuat kesepakatan dan persetujuan sesama mereka tentang siapakah di antara mereka yang patut menjadi bapak anak itu; dan orang yang dipilih itu tidak boleh menolak keputusan bersama itu dan mesti sanggup menerima tanggungjawab sebagai ayah si anak itu. (HR Bukhari di dalam Bab Al-Nikah)

Lalu apakah yang berbeda dengan ungkapan yang sering kita dengar di zaman ini? Ada ungkapan zaman ini, “Sekarang yang haram saja susah, boro-boro yang halal.”

Budaya pop yang mengalir deras dewasa ini, mulai dari lirik-lirik lagu yang amat rendah secara moral, ketidakpedulian masyarakat terhadap perzinahan, hingga bumbu-bumbu setiap even baik konser musik maupun launching produk yang menampilkan perempuan-perempuan penggoda birahi, seakan suatu menu wajib yang pasti ada. Apakah ini tidak mirip dengan situasi jahiliyah di masa pra Islam?

Mari kita beralih ke masalah yang menimpa zaman kita dewasa ini dengan sebuah kebodohan yang nyaris tiada bandingannya dalam sejarah umat manusia di muka bumi. Perhatikanlah masalah ini.

Dewasa ini kita semua dihantui oleh soal hancurnya tempat kita berhuni: Bumi! Anehnya semua tahu bahwa masalah ini akibat kerakusan manusia sendiri: industrialisasi dan over konsumsi. Industrialisasi menciptakan cerobong-cerobong pabrik di berbagai penjuru bumi. Over konsumsi menghanguskan energi-energi fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Semuanya menyumbang pemanasan global. Global warming, kata mereka.

Dalam beberapa abad atau mungkin tidak sampai beberapa abad, bumi akan hancur. Setidaknya separuh daratan tempat manusia tinggal akan tenggelam akibat gunung salju di kutub mencair.

Orang yang waras tentu menjawab selamatkan bumi dengan mengurangi konsumsi dan menghindari industrialisasi yang menghasilkan CO2. Tapi rupanya tidak banyak yang waras. Sebab kalau itu solusinya akan mengancam supremasi Negara-negara industri. Kalau demikian adanya, berarti hal ini sudah lain. Ini soal nafsu setan sebagian negara itu.

Anehnya banyak orang menerima ketidakwarasan ini. Solusi dengan penghutanan besar-besaran yang diusulkan negara-negara industri tersebut diterima secara wajar, meskipun tetap dihantui momok global warming. Apakah jenis keadaan mutakhir semacam ini bukan bentuk jahiliyah?

Jahiliyah kuno sifatnya tetaplah sama dengan jahiliyah mutakhir. Dalam hati kecil tahu bahwa hal itu tidak masuk akal, tetapi tetap dibiarkan karena menyangkut masalah kepentingan para pembesar dan kebiasaan yang sudah mengakar.

Membongkar dan memusnahkan kejahiliyahan semacam ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berpikir murni dan lurus. Orang semacam ini baru bisa lahir dari rahim Islam yang murni yang tunduk sepenuhnya kepada Allah, bukan kepada manusia.

Penulis adalah mantan Ketua Umum PB HMI MPO

perspektif implant

pikiran ku melayang entah jauh kemana karena pikirran ini selalu berangan sesuatu yang kadang mustahal entah apa yang terngiang dibalik sesuatunya langkah yang sesaat tapi kelak dminta pertanggungan jawab entah mengapa jiwa ini bergolak tak karuan melihat sekitar merasa iba bilamana tak sesuai harapaan dengan hati nuraniku,pikiran dan rasa trenyuhku.